Si Imut Indah Citra Dan Laptopnya
Air mengalir dari hulu sampai hilirnya. Menguras sisa mata air dengan
membawa sekubang asa pada tetanah-tetanah yang merekah tua. Tak disangka
dan tak ada yang pinta. Kemarau panjang melanda. Menguras segala genang
hingga sampai ke titik muara. Seakan dosa menjadi peranan awal sebuah
bencana. Luka bertumpu duka. Kicauan burung tak seriang gemuruh penabuh
mendung yang dinanti-nantikan makhluk bernyawa. Keriput tunas lewat
peranan layu-layunya, seakan pertanda
kematian masal mengawang pasti di pelupuk mata. Tinggal menunggu
giliran. Tinggal vonis takdir menghempas nyawa-nyawanya ke surga maupun
neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar